Yayasan Regina Pacis FMM Jambi - Fransiskan Misionaris Maria

Meneladan semangat St.Fransiskus dari Asisi , hewan dan manusia dalam harmoni

Kamis, 07 Oktober 2021 | 00:00:00 WIB | Dibaca: 456 Kali



 

Bulan Oktober  ini menjadi bulan yang tepat untuk kita mengenang riwayat Santo Fransiskus Asisi sang   Duta Damai. Lahir di Assisi, Italia, 5 Juli 1182; meninggal pada 3 Oktober 1226. Beliau adalah pendiri ordo Fratrum Minorum , pengikutnya disebut Fransiskan.  Pelayanan Suster suster kongregasi Fransiskus Misionaris Maria mengambil pola seturut semangat santo Fransiskus Asisi.

Semangat dan  Spiritual Santo Fransiskus melingkupi seluruh perjalanan suster-suster FMM dalam seluruh karya pelayanannya, salah satunya karya pelayanannya di TK Xaverius 1 Jambi . Membentuk pribadi yang rendah hati dan duta damai bagi semua ciptaan.

Melihat kehidupan St. Fransiskus yang dipenuhi dengan damai dan cinta akan lingkungan hidup, mungkin timbul pertanyaan di hati kita. Bagaimana St. Fransiskus sungguh dapat hidup damai dengan semua orang dan semua makhluk? Sumber-sumber inspirasi manakah yang ia gali sehingga ia dapat hidup harmonis dengan seluruh ciptaan?

Semua pertanyaan ini sumbernya hanya pada satu pribadi yang agung dan karismatis, yakni Yesus Kristus, Tuhan kita yang kisah hidup dan pandangan-pandangan-Nya dapat kita kenal melalui Kitab Suci. Kalau St. Fransiskus dikenal sebagai pencinta damai, maka ia belajar hidup dalam damai itu dari Yesus.

St. Fransiskus Assisi, terkenal sangat dekat dengan para binatang-binatang. Seringkali diceritakan bahwa St. Fransiskus Assisi tidak hanya mewartakan kabar gembira kepada orang-orang saja tapi juga kepada burung-burung dan ikan-ikan. Burung-burung dan ikan-ikan ini dengan setia mendengarkan khotbah St. Fransiskus Assisi dan baru pergi bila St. Fransiskus Assisi selesai berkhotbah dan menyuruh mereka pergi. Kisah interaksi St. Fransiskus dengan binatang yang paling terkenal adalah kisah St. Fransiskus Assisi menjinakkan seekor serigala di kota Gubbio.

Waktu Fransiskus tinggal di kota, terjadi peristiwa serigala meneror para penduduk dan juga hewan ternak yang dimiliki oleh penduduk. Penduduk melakukan segala cara untuk mengusir serigala itu tapi mereka merasa gagal, karena serigala itu terus mengusik ketentraman penduduk kota.

Fransiskus menjadi sangat kasian dengan penduduk kota dan memutuskan untuk menemui serigala tersebut dan menemuinya, tapi penduduk menahannya, tapi Fransiskus mengatakan Tuhan akan menjaganya. Fransiskus pergi Bersama para rahib dan para petani, tetapi para petani menjadi gentar dan kembali ke kota. Fransiskus dan rahibnya mulai berjalan dan tiba-tiba serigala ganas tersebut muncul dari hutan dan dengan rahang ternganga menyerang mereka. St. Fransiskus segera membuat tanda salib ke arah serigala. Dengan kuasa Tuhan, serigala itu memperlambat larinya dan menutup rahangnya. Kemudian Fransiskus berteriak: "Datanglah kepadaku, Saudara Serigala. Dalam nama Yesus, aku memerintahkan kamu untuk tidak lagi menyakiti siapa pun." Maka pada saat itu juga serigala menundukkan kepalanya dan datang berbaring di bawah kaki St. Fransiskus. Serigala itu menjadi jinak seperti seekor anak domba.

St. Fransiskus menjelaskan kepada serigala bahwa serigala telah menakutkan penduduk kota, karena ia tidak saja memangsa binatang, tetapi juga manusia yang diciptakan seturut gambaran Allah. "Saudara Serigala," kata Fransiskus, "aku ingin mengadakan perdamaian antara kamu dan penduduk Gubbio. Mereka tidak akan menyakiti kamu dan kamu juga tidak boleh lagi menyakiti mereka. Semua kejahatan di masa lampau harap dimaafkan."

 

Serigala menyatakan persetujuannya dengan menggoyang-goyangkan badannya dan menggangguk-anggukkan kepalanya. Dan puncak dari peristiwa yang menakjubkan itu, Fransiskus meminta serigala untuk membuat janji. Sementara Fransiskus mengulurkan tangannya untuk menerima janji, serigala mengulurkan kaki depannya dan meletakkannya di atas tangan orang kudus itu. Kemudian, Fransiskus memerintahkan serigala untuk mengikutinya masuk ke dalam kota untuk mengadakan perjanjian damai dengan penduduk kota. Maka tanpa melawan sedikit pun serigala mengikuti St. Fransiskus.  Serigala itu kemudian dinamai Lupo.

Kini ia dikenal sebagai santo pelindung bagi binatang dan lingkungan hidup. Patungnya sering kali diletakkan di taman untuk menghormati minatnya terhadap alam. Pesta santo Fransiskus dirayakan pada 4 Oktober.

 

Setiap 4 Oktober seluruh penjuru dunia memperingati hari binatang yang jatuh setiap tanggal 4 Oktober, pada awalnya peringatan hari binatang sedunia ini dihelat agar kita semua lebih menghargai binatang sebagai makhluk hidup.

 

Yasinta Susi Wardoyo, S.Pd

Komentar Facebook