Yayasan Regina Pacis FMM Jambi - Fransiskan Misionaris Maria

Spiritualitas Fransiskan dalam Pendidikan Karakter Di Sekolah-sekolah milik Suster-suster Fransiskan Misionaris Maria ( FMM )

Jumat, 16 Oktober 2020 | 00:00:00 WIB | Dibaca: 2438 Kali


St. Fransiskus Assisi

Berjubahkan coklat warna kesederhanaan, berhiaskan tumbuhan-tumbuhan nan asri dan hewan-hewan berada di sekelilingnya, sebuah pemandangan yang menggambarkan keserasian dan keharmonisan manusia dan alam ciptaan. Siapakah dia?     

Dialah St. Fransiskus dari Assisi, salah satu figur penting dalam sejarah Gereja Katolik yang pestanya dirayakan setiap 4 Oktober. Ia Lahir di Assisi, Italia pada tahun 1181 dan meninggal pada tahun 1226. Orang tuanya adalah pedagang yang cukup terkenal.

St. Fransiskus Assisi

Secara Sosial, St. Fransiskus berada di kelas bawah (minor) tetapi karna kerja keras orang tuanya, mereka termasuk orang yang cukup kaya. Fransiskus hidup dalam konteks perbedaan kelas sosial dan ekonomi di kota Assisi, Italia. Ada beberapa perbedaan yang tajam antara bangsawan dan kelas bawah, antara orang  kaya dan orang miskin, terbuang dan terlantar, orang-orang kusta tidak dibiarkan hidup dalam tembok kota, mereka disingkirkan dan dibuang di luar tembok kota.

 

Selain sebagai Pelindung Ekologi, Fransiskus terkenal sebagai  seorang pembawa damai. Kemanapun Fransiskus pergi, dia menabur benih kedamaian dan berjalan bersama yang miskin, yang terlantar, yang lemah, yang terbuang dan saudara saudari yang paling hina.

 

Fransiskus muda memiliki cita-cita menjadi seorang ksatria. Ketika usianya 20 tahun, Fransiskus ikut maju berperang melawan Perugia. Ia tertangkap dan disekap selama satu tahun hingga jatuh sakit. Pada masa itulah ia mendekatkan diri kepada Tuhan. Setelah Fransiskus dibebaskan, ia mendapat suatu mimpi yang aneh. Dalam mimpinya, ia mendengar suara yang berkata, “Layanilah majikan dan bukannya pelayan”.

Setelah itu Fransiskus memutuskan untuk hidup miskin. Ia pergi ke Roma dan menukarkan bajunya yang mahal dengan baju seorang pengemis, setelah itu seharian ia mengemis. Semua hasilnya dimasukkan Fransiskus ke dalam kotak persembahan untuk orang-orang miskin di kubur Para Rasul. Ia pulang tanpa uang sama sekali di sakunya. Suatu hari, ketika sedang berdoa di Gereja St. Damiano,

Fransiskus mendengar suara Tuhan, “Fransiskus perbaikilah Gereja-Ku yang hampir roboh”. Jadi Fransiskus pergi untuk melaksanakan perintah Tuhan, memperbaiki Gereja-Nya, dan berkothbah dalam cara hidupnya yang sederhana, penuh sukacita dan penuh kasih persaudaraan.

 <!-- pagebreak -->

 \\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\

 

Sekolah TK/SD Xaverius I Jambi, merupakan sekolah yang dikelola oleh Suster-suster Fransiskan Misionaris Maria (FMM). Sebagai Fransiskan tentunya Para Suster FMM juga  berusaha untuk  menanamkan nilai-nilai kefransiskanan kepada tenaga pendidik pada karyawan dan juga peserta didik. Maka pendidikan yang ditawarkan oleh para suster FMM tidak hanya berorientsai pada pengembangan pengetahuan tetapi juga pengembangan nilai-nilai keutamaan.   

 

Menyadari akan pentingnya pendidikan budi pekerti, pendidikan nilai, atau pendidikan karakter di zaman sekarang ini dengan berbagai bentuk kemerosotan moral publik yang telah merusak sendi-sendi kehidupan sosial masyarakat kita di Indonesia, maka Lembaga Pendidikan yang di kelola para Suster FMM telah menyusun buku Pedoman Pendidikan Karakter. Buku tersebutlah yang menjadi acuan untuk buku pendidikan Karakter bagi peserta didik meneladan semangat St. Fransiskus Assisi dan Beata Marie de la Passion, Ibu pendiri tarekat suster-suster FMM yang memiliki kecintaan akan santo Fransiskus.

 

Berbagai kisah dari Santo Fransiskus Assisi yang dimasukkan kedalam buku agar peserta didik dapat mengenal serta mencintai tokoh Santo Fransiskus, dan diharapkan pula untuk dapat belajar meneladani sikap-sikap Santo Fransiskus terhadap sesama dan alam ciptaan.

\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\

Dalam beberapa kisah misalnya; perjumpaan Fransiskus dengan pengemis yang mengajarkan anak untuk berbelas kasih, bersikap sederhana, dan menghargai sesama; kisah Fransiskus yang membawa perdamaian antara warga dengan Serigala di Gubio, yang membawa anak untuk peduli terhadap sesama dan sekaligus alam ciptaan selain itu juga membantu anak-anak untuk memahami bahwa sikap tolong menolong dan sikap peduli mendatangkan kedamaian; kisah Fransiskus mendamaikan Uskup dan wali kota Assisi, yang dapat mengajarkan anak untuk belajar mengampuni, membantu orang lain melerai pertengkaran dan menghindari diri dari prilaku kasar; Kisah Fransiskus yang menyesal telah mengusir pengemis, mengajarkan  anak-anak untuk bangkit dari kesalahan maupun kegagalan; dan berbagai kisah lainnya yang memiliki kekhasan tersendiri dalam keutamaannya.

 

Jadi dalam Pelayanan di bidang pendidikan Tokoh Fransiskus sangat berperan penting dalam pendidikan Karakter. Kita berharap agar St. Fransiskus dari Asisi bisa terus menginspirasi kita semua untuk menghayati nilai atau keutamaan-keutamaannya sehingga dapat di ajarkan dan diterapkan bagi peserta didik. Semoga pendidikan Karakter ini dapat membawa para peserta didik untuk mencintai keutamaan dan hidup berkeutamaan dalam semangat Fransiskan.

 

 

 

 

 

 

 

Penulis :

Sr. Regina Vina, FMM

Komentar Facebook